Oleh : Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, MA
Karena Orde
Baru tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sejarah pemerintahan sebelumnya,
akhirnya kekuasaan otoritarian Orde Baru
pada akhir 1990-an runtuh oleh kekuatan masyarakat. Hal itu memberikan peluang
bagi bangsa Indonesia untuk membenahi dirinya, terutama bagaimana belajar lagi dari sejarah agar Pancasila
sebagai ideologi dan falsafah negara benar-benar diwujudkan secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
Sementara itu
UUD 45 sebagai penjabaran Pancasila dan sekaligus merupakan kontrak sosial di
antara sesama warga negara untuk mengatur kehidupan bernegara mengalami
perubahan agar sesuai dengan tuntutan dan perubahan zaman. Karena itu pula orde
yang oleh sementara kalangan disebut sebagai Orde Reformasi melakukan aneka
perubahan mendasar guna membangun tata pemerintahan baru.
Namun upaya
untuk menyalakan pamor Pancasila -setelah ideologi tersebut di mata rakyat
tidak lebih dari rangkaian kata-kata bagus tanpa makna karena implementasinya
diselewengkan oleh pemimpin selama lebih kurang setengah abad- tidak mudah
dilakukan. Bahkan, ada kesan bahwa sejalan dengan runtuhnya pemerintahan Orde
Baru yang selalu gembar-gembor mengumandangkan Pancasila, masyarakat terutama elit politiknya terkesan
sungkan meskipun hanya sekedar menyebut Pancasila.
Hal itu juga menunjukkan
bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara tidak hanya pamornya telah
meredup, melainkan sudah mengalami degradasi kredibilitas yang luar biasa
sehingga bangsa Indonesia memasuki babak baru pasca jatuhnya pemerintahan
otoritarian laiknya sebuah bangsa yang tanpa roh, cita-cita maupun orentasi
ideologis yang dapat mengarahkan perubahan yang terjadi. Mungkin karena hidup
bangsa yang kosong dari falsafah itulah yang menyebabkan berkembangnya ideologi
pragmatisme yang kering dengan empati, menipisnya rasa solidaritas terhadap
sesama, elit politik yang mabuk kuasa, aji mumpung?, dan lain-lain sikap yang
manifestasinya adalah menghalalkan segala cara untuk mewujudkan kepentingan
yang dianggap berguna untuk diri sendiri atau kelompoknya.
No comments:
Post a Comment